Lilongwe - Pemerintah Malawi berencana untuk menggunakan dana US$ 15 juta hasil penjualan pesawat jet kepresidenan untuk memberi makan satu juta rakyatnya yang menderita kekurangan pangan kronis.
Rencana itu disampaikan Departemen Keuangan Malawi, Kamis, 5 September 2013.Malawi membuat marah negara-negara donatur Barat, yang biasanya menyumbang 40 persen dari anggaran, ketika almarhum Presiden Bingu wan Mutharika membeli 14 pesawat penumpang Dassault Falcon 900EX tahun 2009.
Presiden Joyce Banda, pengganti Mutharika yang meninggal karena serangan jantung pada bulan April 2012, menjadikan penjualan pesawat sebagai prioritas kebijakan saat memperbaiki kebijakan pendahulunya.
“Dana US$ 15 juta yang didapat dari penjualan jet presiden akan digunakan membeli jagung lokal, untuk memberi makan rakyat yang menderita, sebagian lagi digunakan untuk memproduksi kacang-kacangan,” kata juru bicara Departemen Keuangan, Nations Msowoy.
Dana tersebut bisa memberi makan 1,46 juta orang sampai akhir Maret mendatang. Jumlah tersebut merupakan data yang tercatat Komite PBB sebagai rakyat yang kekurangan pangan.
Banda, yang akan menghadapi pemilu tahun depan, mengambil langkah-langkah penghematan dan gerakan untuk meningkatkan perekonomian negara miskin tersebut. Dia memotong gajinya sendiri sebesar 30 persen dan berjanji untuk menjual 35 mobil Mercedes Benz yang digunakan para menteri kabinetnya.
Namun kebijakan devaluasi mata uang kwacha memicu inflasi, menaikkan harga makanan untuk masyarakat miskin pedesaan, sehingga dukungan bagi Banda di kalangan domestik menurun.
Penjualan pesawat ke perusahaan Virgin Islands, Bohnox Enterprise telah diumumkan Mei lalu. Jet mewah tersebut memboroskan dana US$ 300.000 per tahun untuk biaya pemeliharaan dan asuransi.
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/05/119510785/Jet-Presiden-Malawi-Dijual-untuk-Beri-Makan-Rakyat